(PEMECAHAN
MASALAH BIDANG PERTANIAN)
Kelompok
4 (A)
ANGGOTA:
1. SITI
NURHIDAYATI (111510501023)
2. JENI
WIDYA R (121510501018)
3. EFI DWI
ALFIANI (121510501019)
4. DEVY
CRISTIANA (121510501020)
5. AULYA
ARTA E. (121510501021)
6. IMRON
ROSYIDI (121510501022)
7. VERONIKA
SUSANTI (121510501023)
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Jember
2013
Salah satu komoditas pertanian yang
memiliki nilai tambah dan sangat potensial untuk dikembangkan adalah jagung.
Jagung merupakan kebutuhan kedua terbesar setelah beras. Seiring dengan pesatnya
perkembangan industri ternak membuat semakin tingginya permintaan akan jagung
sebagai bahan baku pakan ternak. Selain itu, nilai tambah yang dapat diambil
dari jagung adalah sebagai bahan baku industri olahan. Pemerintah Indonesia
telah mencanangkan swasembada jagung pada 2007, dengan target produksi 15 juta
ton karena kebutuhan konsumsi dan industri pakan ternak yang melonjak. Produksi
jagung dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2005 mengalami peningkatan yang
diiringi dengan tanaman pangan lainnya yang merupakan tanaman pangan
kedua setelah beras.
Seiring dengan meningkatnya jumlah
produksi jagung di Indonesia, maka keragaan ekspor jagung mengalami peningkatan
pula. Disamping itu juga, keragaan impor jagung mengalami peningkatan. Ekspor dan
impor jagung yang dilakukan merupakan jenis jagung yang diperdagangkan dengan
seri 1005. Perkembangan ekspor dan impor jagung dalam kurun waktu 19 tahun
dapat dilihat pada Tabel 1.
Dari data yang tersaji pada Tabel 3
menunjukkan bahwa ekspor jagung Indonesia cenderung fluktuatif dibandingkan
dengan jumlah impor jagung Indonesia yang cenderung mengalami peningkatan.
Kondisi tersebut dapat menunjukkan bahwa impor jagung seri 1005 di Indonesia
semakin meningkat disebabkan oleh kebutuhan jagung domestik yang digunakan
sebagai kebutuhan bahan baku industri. Fluktuatifnya jumlah ekspor jagung
Indonesia di pasar internasional menunjukkan bahwa jagung yang di ekspor
Indonesia dengan jenis jagung seri 1005 masih sangat minim. Hal ini disebabkan
oleh jumlah kebutuhan jagung di Indonesia lebih tinggi dibandingkan jumlah
jagung yang di ekspor ke pasar internasional.
Untuk pengeksporan jagung ini juga
harus memenuhi standar mutu tanaman jagung. Penetapan standar mutu jagung
dilakukan berdasarkan berbagai kriteria seperti warna dengan ketentuan dan
penggunaan sebagai berikut:
1)
Warna :
- Jagung kuning apabila
sekurang-kurangnya 90% bijinya berwarna kuning
- Jagung putih apabila
sekurang-kurangnya 90% bijinya berwarna putih
2)
Penggunaan :
- Benih
- Nonbenih
Pada Klasifikasi dan penentuan
standar mutu jagung dibagi atas dua persyaratan yaitu persyaratan umum dan
khusus.
a)
Syarat umum standar mutu jagung:
• Bebas dari
hama penyakit
• Bebas bau
busuk, asam, atau bau asing lainnya
• Bebas dari
bahan kimia seperti insektisida dan fungisida
• Memiliki
suhu normal
b)
Syarat khusus standar mutu jagung dapat dilihat pada
Tabel 8.
Beberapa negara, seperti Cina, Malaysia, dan Singapura telah menerapkan
standar batas maksimum mikotoksin dalam biji jagung seperti disajikan pada
Tabel 9.
Tabel 8.
Syarat
khusus mutu jagung menurut SNI.
Mutu Parameter I I I III I V
---------------------------------------------------------------------------------------
Kadar air maksimum (%) 1 4 1 4 1 5 1 7
---------------------------------------------------------------------------------------
Butir rusak maksimum (%) 2 4 6 8
---------------------------------------------------------------------------------------
Butir warna lain maksimum (%) 1 3 7 1 0
---------------------------------------------------------------------------------------
Butir pecah maksimum (%) 1 2 3 3
---------------------------------------------------------------------------------------
Kotoran maksimum (%) 1 1 2 2
---------------------------------------------------------------------------------------
Mutu Parameter I I I III I V
---------------------------------------------------------------------------------------
Kadar air maksimum (%) 1 4 1 4 1 5 1 7
---------------------------------------------------------------------------------------
Butir rusak maksimum (%) 2 4 6 8
---------------------------------------------------------------------------------------
Butir warna lain maksimum (%) 1 3 7 1 0
---------------------------------------------------------------------------------------
Butir pecah maksimum (%) 1 2 3 3
---------------------------------------------------------------------------------------
Kotoran maksimum (%) 1 1 2 2
---------------------------------------------------------------------------------------
Tabel 9.
Standar batas maksimum kandungan mikotoksin
pada biji jagung di beberapa negara.
Negara Batas maksimum mikotoksin
( p p b )
-----------------------------------------------------------------------------------
Cina 2 0
-----------------------------------------------------------------------------------
Malaysia 35 (bahan pangan)
-----------------------------------------------------------------------------------
Singapura 5
-----------------------------------------------------------------------------------
Indonesia -
-----------------------------------------------------------------------------------
Negara Batas maksimum mikotoksin
( p p b )
-----------------------------------------------------------------------------------
Cina 2 0
-----------------------------------------------------------------------------------
Malaysia 35 (bahan pangan)
-----------------------------------------------------------------------------------
Singapura 5
-----------------------------------------------------------------------------------
Indonesia -
-----------------------------------------------------------------------------------
Sehingga,
apabila standar mutu jagung tidak memenuhi syarat seperti yang telah disebutkan
diatas, maka akan terjadi penolakan ekspor jagung. adapun penyebab penolakan
ekspor jagung di Indonesia yaitu :
1.
Kadar air biji jagung masih berkisar antara 25-35%
2.
Kualitas dari hasil lebih dari 3% didominasi oleh
butir biji jagung yang pecah dan kotoran berupa serpihan janggel.
3.
Mutu jagung rendah karena banyak terinfeksi oleh
cendawan/jamur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar