Jumat, 12 April 2013

pembiakan vegetatif dengan cara mencangkok


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH TUMBUHAN DASAR
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA                                      : DEVY CRISTIANA
NIM                                           : 121510501020
GOL/KELOMPOK                 : KAMIS/III
ANGGOTA                              : 1. WAHYU MAULANA          (121510501017)
                                                     2. DYAH AYU                           (121510501007)
                                                     3. WAHYU PUSPASARI         (121510501006)
                                                     4. M. ZHAKARIA                    (121510501026) 
                                                     5. GERSON ERELAK             (121510501132)           
                                                     6. DESY ULTA Y                     (121510501032)
                                                     7. NUR ZULAIHA                    (121510501033)
JUDUL ACARA                     : PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA MENCANGKOK ( AIR LAYERING )
TANGGAL PRAKTIKUM   : 07 MARET 2013
TANGGAL PENYERAHAN         : 11 APRIL 2013
ASISTEN                                  : 1. AKHMAD TAUFIQUL HAFIZH
                                                     2. LARAS SEKAR ARUM
                                                     3. MANUEL EDISON ANO
                                                     4. RAAF  LUQMAN  SYAH
                                                     5. DIYAH AYU SETYORINI
                                                     6. NOVITA FRIDA SAFATA
                                                     7. OKTAVIA RIZKI SETIYA R
                                                     8. MOCH. GUFRON ARIF R
                                                     9. ALMANSYAH NUR SINATRYA

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tanaman dalam hidupnya perlu berkembang biak untuk melestarikan keturunannya. Hal ini dilakukan baik untuk tanaman budidaya maupun bukan. Jika untuk tanaman budidaya ini dilakukan agar produksi menjadi lebih optimal. Hal ini dinamakan sebagai suatu pembiakan tanaman.
Pembiakan tanaman dibagi menjadi dua macam, yaitu pembiakan vegetatif dan generatif. Pembiakan generatif yaitu dengan penggunaan biji, sehingga hasil yang didapatkan tidak persisi sama dengan induknya. Sedangkan untuk perkembangbiakan vegetatif  yaitu  dengan menggunakan organ atau bagian  dari tanaman yang akan dibudidayakan, sehingga kemungkinan hasil yang didapatpun menyerupai dengan induknya.  Contoh dari perkembangbiakan vegetatif adalah setek, cangkok, okulasi dan lain-lain.
Jika dibutuhkannya suatu tanaman yang cepat berbuah dalam waktu yang singkat dan mempunyai sifat yang sama dengan induknya maka cara vegetatif berupa mencangkok dapat menjadi suatu pilihan. Tetapi, tidak semua tanaman dapat dicangkok, hanya tanaman yang mempunyai ukuran batang besar dan mempunyai kambium sajalah yang dapat dicangkok.  Selain itu, mencangkok mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi. Hal ini karena pada proses pencangkokan tanaman, akan dirangsang untuk tumbuh sebelum sebuah batang tanaman dipotong dan ditanam.  Meski tingkat keberhasilannya lebih tinggi, tetapi ada juga yang beranggapan bahwa mencangkok ini begitu merepotkan.
Perlu juga diketahui bahwa pencangkokan tanaman lebih aman untuk menjamin pertumbuhan tanaman anakan sebab saat dipisah dengan indukan batang,anakan sudah mempunyai akar. Organ tanaman yang tumbuh inilah yang mampu menyerap asupan makan/ nutrisi tanaman yang diperlukan. Inilah yang membuat anakan lebih kuat di tanam di lingkungan terbuka. Walaupun, dilihat dari keefisiennannya kurang efektif karena membutuhkan waktu yang lama.
Pada mencangkok harus diperhatikan pula batang yang akan dijadikan  indukan. Misalnya, batang yang dipiih harus lebih tua dan kuat. Selain itu, batang yang digunakan harus berasal dari tanaman dikotil. Tanaman induk juga harus mempunyai batang yang berkayu. Yang paling penting tanaman tersebut harus berkambium, seperti tanaman jambu, mangga dan lain sebagainya.
Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas kulit sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah itu menunggu hingga kering dan diberi media untuk kemudian ditutup dengan mennggunakan plastik, hingga muncul tunas. Yang kemudian dibudidayakan untuk memperoeh hasil yang optimum sesuai dengan harapan.

1.2  Tujuan
1.        Untuk mengetahui dan mempelajari cara mencangkok,dan untuk mengetahui  pertumbuhan akar cangkokan
2.   Untuk mengetahui pengaruh media cangkokan terhadap pembentukan system perakaran.













BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
            Mencangkok merupakan usaha perbanyakan tanaman dengan cara membuat perakaran baru diatas permukaan tanah. Sehingga, bagian tanaman yang dicangkok memiliki akar, dan dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Tanaman yang dapat dicangkok merupakan tanaman dikotil karena memiliki batang yang bercabang dan berkambium (Furqonita, 2007). Tanaman yang dicangkok tersebut perlu adanya pemilihan terlebih dahulu. Dilihat dari aspek-aspek tanaman yang dicangkok misalnya induk yang akan dicangkok nyata hasilnya memuaskan atau ciri-ciri yang sesuai untuk dicangkok. Seperti haknya tanaman yang memiliki perakaran kuat.
            Pada mencangkok tersebut perlu adanya suatu tata cara yang sesuai. Seperti yang dikemukakan oleh Karmana (2007) bahwa cangkok adalah cara perkembangbiakan vegetatif dengan membuang sebagian kulit beserta kambium pada cabang batang. Selanjutnya, bagian tersebut ditutup dengan tanah yang kemudian dibungkus dengan sabut kelapa atau plastik. Dari bagian yang dikupas tersebut akan tumbuh akar, cabang batang tersebut dapat dipotong dan ditanam di tanah. Atau dapat juga di tanam pada media yang diinginkan.
            Pada perkembangbiakan dengan mencangkok ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu pada perkembangbiakan ini hasil tanaman sesuai dengan tanaman induknya.dan dapat tumbuh dengan cepat. Selain kelebihan, cangkok juga mempunyai kekurangan seperti yang dikemukakan oleh Zober dan Talert (dalam Mahfudz, 2005) yang menyatakan bahwa pada perkembangbiakan vegetatif ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain, adanya inkompabilitas klon , prosen jadi yang cukup rendah, pertumbuhan plagiotropis dan pengaruh jelek dari kondisi ketuaan klon.
            Oleh karena itu, pembibitan melalui pencangkokan ini jarang dilakukan karena kurang efisien, dari satu pohon hanya dapat diambil beberapa cangkokan. Disamping itu, bibit hasil cangkokan mempunyai akar yang kurang kokoh dibandingkan dengan bibit hasil sambung pucuk. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Purbiati dan Handayani (dalam Supriatna, 2010) yang menyatakan bahwa teknik sambung pucuk tidak terlalu rumit yang artinya sama dengan perbanyakan vegetatif lainnya, seperti cangkok dan okulasi. Dari hal ini diketahui bahwa tidak semua vegetatif itu sulit dan hanya itu saja. Tetapi ada juga perbanyakan vegetatif yang lain yang sama mudahnya bahkan  lebih mudah sekalipun.
            Oleh karena itu, dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa vegetatif itu tidak hanya mempunyai kelebihan, tetapi juga kelemahan. Apalagi cangkok yang belum pasti keberhasilannya. Maka perlu adanya kesesuaian dengan teknik dalam mencangkok.






















BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
            Hari Kamis pukul 14.00 WIB sampai selesai, tanggal  07 Maret 2013 di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Jember dengan acara pembiakan vegetatif dengan cara mencangkok (air layering).

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1.             Tali rafia
2.             Pisau tajam
3.             Timba

3.2.2   Bahan
1.             Tanaman murbey (Morus nigra)
2.             Serabut kelapa
3.             Plastik
4.             Pupuk kompos dan pupuk kandang
5.             Kertas karbon hitam

3.3         Cara Kerja
1.             Menyiapkan alat dan bahan yang perlu.
2.             Memilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda
3.             Menyayat atau menghilangkan kulit dan kambium pada batang atau cabang tersebut sepanjang ± 10 cm
4.             Memberi media pada bagian yang luka secukupnya dengan pupuk kandang dan kompos, kemudian menutup dengan serabut kelapa dan plastik.
5.             Menjaga kelembaban media dengan cara menyiram air.



BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Perlakuan
Ulangan
Parameter
Jumlah Akar
P. Akar (cm)
Serabut
Kompos
1 (2)
8
4,5
2 (4)
0
0
3 (6)
5
2
Rata-rata
4
2,2
Kandang
1 (1)
9
2
2 (3)
1
0,8
3 (5)
0
0
Rata-rata
3
0,9
Plastik
Kompos
1 (2)
20
11
2 (4)
0
0
3 (6)
7
5
Rata-rata
9
5,5
Kandang
1 (1)
13
7
2 (3)
0
0
3 (5)
4
3
Rata-rata
6
3,3

4.1.2 Grafik Hasil Pengamatan
a. Grafik Jumlah Akar Hasil Cangkok

Media Cangkok
Jumlah Akar
Rata-Rata
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Serabut-Kompos
8
0
5
4
Serabut-Kandang
9
1
0
3
Plastik-Kompos
20
0
7
9
Plastik-Kandang
13
0
4
6


 
















b. Grafik Panjang Akar Hasil Cangkok

Media Cangkok
Panjang Akar (cm)
Rata-Rata
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Serabut-Kompos
4,5
0
2
2,2
Serabut-Kandang
2
0,8
0
0,9
Plastik-Kompos
11
0
5
5,5
Plastik-Kandang
7
0
3
3,3


 











4.2 Pembahasan
           


4.1 Pembahasan
Mencangkok adalah suatu cara perkembangan vegetatif dengan membuang sebagian kulit beserta kambium pada cabang batang. Selanjutnya bagian tersebut ditutup dengan tanah yang kemudian dibungkus dengan sabut kelapa atau plastik. Dari bagian itu yang dikupas tersebut akan tumbuh akar. Setelah tumbuh akar, cabang batang tersebut dapat dipotong dan ditanam di tanah untuk dibudidayakan. Akar yang didapat dari tanaman dikotil ini biasanya berupa akar serabut, bukan akar tunggang. Kelebihan dari tanaman mencangkok ini adalah dapat menghasilkan tanaman yang sama dengan induknya. Selain itu, mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perkembangbiakan vegetatif lainnya. Keamanan untuk anakan pun lumayan aman, karena sebelum dipotong sudah tumbuh organ akar. Yang mana organ akar ini mampu menjaga asupan nutrisi tanaman yang diperlukan.
Hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu cangkok adalah :
1.    Ketelitian dalam memotong batang
2.    Cara mengupas kulit jangna  sampai kena kambium karena rentan terkena infeksi
3.    Intensitas Penyiraman
Selain hal tersebut perlu juga diperhatikan waktu tanma dalam pencangkokan. Karena hal ini juga berpengaruh untuk suatu pertumbuhan hasil cangkokan. Apabila salah satu dari hal tersebut tidak dilakukan, kemungkinan yang terjadi adalah kegagalan dalam mencangkok. Sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai, tanaman akan mati.
            Pada cangkok sebaiknya memilih media yang baik untuk menumbuhkan akar sekaligus      mudah dicari di pasaran. Media cangkok harus empuk dan gembur sehingga akardapat tumbuh maksimal dana air tersimpan dengan baik, sehingga kelembaban cangkokan terjaga dalam waktu yang cukup panjang. Sehingga, tidakperlu sering menyiram air ke media cangkok. Selain itu, perlu adanya penutup untuk media cangkok. Tujuannya adalah untuk mempermudah mengawasi tingkat kelembaban cangkokan dan mengamati proses terbentuknya akar. Ikatan pada cangkok seharusnya kuat untuk menghindari infeksi bakteri dan jamur.
            Pada praktikum tersebut dilakukan dua perlakuan dengan serabut dan plastik. Yang mana medianya sama yaitu kompos dan kandang . Dari kedua perlakuan tersebut , perlakuan yang pertama dengan menggunakan serabut didapatkan jumlah akar terbanyak terdapat pada ulangan 1 kandang dengan jumlah 9, dan panjang akar terbaik terdapat pada kompos ulangan 1 juga. Tetapi jika dilihat dari rata-ratanya , jumlah akar yang banyak ada pada media kompos begitu juga dengan panjang akar. Sedangkan pada perlakuan kedua dengan plastik jumlah akarnya yang terbanyak ada pada media kompos begitu pula panjang akarnya. Jika dilihat dari rata-ratanya yang ditutup plastik perlakuan yang terbaik juga da pada kompos dengan rata-rata jumlah akar 9 dan rata-rata panjang akar 3cm. Jadi dapat diketahui bahwa media yang terbaik yang ditutup plastik ada pada media kompos .
Teknik dalam pencangkokan adalah dengan menyayat batang pohon induknya dengan membersihkan kambium. Tujuan membersihkan kambium tersebut supaya akar dapat tumbuh dengan baik. Apabila masih terdapat sisa kambium yang tertinggal maka mungkin masih ada bagian xylem yang tertinggal sehingga masih ada aliran bahan makanan sampai ke daun sehingga akar tidak terbentuk. Sedangkan tujuan dari penyayatan adalah untuk memutus jaringan floem yang mengangkut sari-sari makanan hasil fotosintesis. Dengan terputusnya jaringan floem maka pada luka sayatan terjadi penimbunan makanan yang menyebabkan bagian tepi luka menebal sehingga terbentuk kallus. Kallus ini apabila menyentuh media basah akan merangsang terbentuknya akar. Karena syarat terbentuknya akar adalah adanya makanan yang terkumpul di bagian sayatan tersebut yang digunakan untuk pembentukan akar. Jaringan xylem yang mengangkut air dan garam-garam mineral dari tanah tetap tidak terputus sehingga batang yang dicangkok tetap mendapat suplai dari tanaman induk.



BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1    Kesimpulan
1.        Mencangkok adalah perbanyakan vegetatif yang mendapatkan hasil sifatnya sama dengan induknya.
2.        Hal yang perlu diperhatikan dalam mencangkok adalah ketelitian pemilihan batang dan tanaman yang akan ditanam. Apabila itu tidak dilakukan maka aakan terjadi kegagalan dan menyebabkan cangkokan mati.
3.        Media cangkok dan penutup berpengaruh untuk menjaga kelembaban agar akar dapat tumbuh.
4.         Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa perlakuan yang terbaik cangkok ada pada media kompos , baik yang ditutup oleh plastik maupun serabut.
5.        Akar terbentuk dari adanya penyayatan kambium sehingga xylem tidak dapat mengalirka nutrisinya, dan nutrisi tersebut akan terhambat di sayatan tersebut untuk kemudian menjadi akar.

5.2    Saran
Sebaiknya , praktikan lebih teliti dalam penanaman cangkok ini, dan perlu adanya perawatan seperti menyiram dilakukan rutin. Agar hasil cangkokan dapat tumbuh.
           









DAFTAR PUSTAKA
Furqonita, Deswaty. 2007. Seri IPA Biologi SMP VIII. Surabaya : Yudhistira

Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung : Grafindo Media           Pratama

Limbongan, Jemia. 2011. Kesiapan Penerapan Teknologi Sambung Samping           untuk Mendukung Program Rehabilitasi Tanaman Kakao. Litbang            Pertanian, 30(4): 156-163

Mahfudz dan Na’iem, Mohammad. 2005. Pengaruh Kedewasaan Jaringan dan       Posisi Cabang pada Tajuk Pohon Induk Terhadap Keberhasilan Stek    Pucuk Jati. Penelitian Hutan Tanaman, 2(1): 186-193

Supriatna dan Suparwoto. 2010. Teknologi Pembibitan Duku dan Prospek              Pengembangannya. Litbang Pertanian, 29(1): 19-24

           



2 komentar:

  1. Makasih banget kakak. Info tentang mencangkok terutama kallus nya membantu saya :)

    BalasHapus