UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM
TEKNOLOGI BENIH TUMBUHAN DASAR
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : DEVY
CRISTIANA
NIM : 121510501020
GOL/KELOMPOK : KAMIS/I
ANGGOTA : 1. WAHYU
MAULANA (121510501017)
2. DYAH AYU (121510501007)
3. WAHYU PUSPASARI (121510501006)
4. M. ZHAKARIA (121510501026)
5. GERSON ERELAK (121510501132)
6. DESY ULTA Y (121510501042)
7. NUR ZULAIHA (121510501033)
JUDUL ACARA : STRUKTUR PERTUMBUHAN
BIBIT DAN UJI KEDALAMAN TANAM
TANGGAL
PRAKTIKUM : 14 MARET 2013
TANGGAL
PENYERAHAN : 28 MARET 2013
ASISTEN : 1. AKHMAD TAUFIQUL HAFIZH
2. LASAR SEKAR ARUM
3. MANUEL EDISON
ANO
4. RAAF LUQMAN
SYAH
5. DIYAH AYU
SETYORINI
6. NOVITA FRIDA
SAFATA
7. OKTAVIA RIZKI SETIYA R
8. MOCH. GUFRON ARIF R
9. ALMANSYAH NUR SINATRYA
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup
pada dasarnya memiliki ciri utama bernafas, dan mempertahankan hidupnya dengan
melakukan perkembangbiakan. Perkembangbiakan bertujuan untuk memperbanyak
jenisnya dan mempertahankan hidupnya. Perkembangbiakan bagi setiap makhluk itu
berbeda, mulai dari manusia hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup yang menjadi
produsenlah yang berperan utama dalam jaring-jaring kehidupan, yaitu tumbuhan
atau tanaman.
Pada umumnya
tanaman mempertahankan jenisnya atau melestarikan individunya juga dengan pembiakan. Pembiakan tanaman
dikenal ada dua macam, yaitu perkembangbiakan vegetatif dan generatif.
Pembiakan vegetatif yaitu suatu pembiakan dengan menggunakan organ dari tanaman
tersebut, sedangkan pembiakan generatif biasanya menggunakan biji/benih.
Perkembangbiakan dari vegetatif dan generatif tersebut mempunyai struktur
pertumbuhan yang berbeda,sehingga memiliki susunan akar dan kekuatan menembus
tanah yang berbeda.
Antara biji dan
benih merupakan istilah yang sering rancu dalam penggunaannya. Biji dan benih
mempunyai struktural yang sama ,tetapi mempunyai pengertian yang berbeda. Biji
diartikan sebagai suatu hasil tanaman yang digunakan untuk konsumsi. Sedangkan,
benih adalah suatu alat untuk perkembangbiakan tanaman, sehingga perlu dipilih
yang bermutu tinggi diharapkan mampu menghasilkan tanaman berproduksi maksimum.
Pada suatu
budidaya tanaman sebaiknya memilih suatu benih yang bermutu tinggi, sehingga
menghasilkan bibit yang akan tumbuh menjadi tanaman dewasa. Benih yang
berkecambah pada media tanah akan segera melengkapi bagian-bagiannya yaitu
sistem perakaran di dalam tanah dan sistem pertunasan di atas tanah tersebut.Sehingga
perlu adanya diketahui untuk kedalaman tanahnya.
Misalnya, untuk
budidaya tanaman kacang tanah dan jagung. Maka, perlu diketahui untuk kedalaman
tanah. Kacang tanah merupakan tanaman yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Selain
itu, kacang banyak disukai dan dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu,
perlu adanya pembudidayaan tanaman kacang tanah saat ini. Produksi komoditi
kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak
terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan miskin unsur
hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga
karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor
pemeliharaan lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya uji kekuatan tumbuh (vigor)
bibit dengan kedalaman tanam berbeda.
1.2 Tujuan
1.
Untuk mengetahui struktur kecambah dua
macam jenis benih dan mengetahui keragaan perkecambahannya.
2.
Untuk melatih mahasiswa agar dapat
melakukan uji (vigor) bibit, dan memahami relevansi uji kedalaman tanam.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan awal
bibit merupakan yang menentukan keberhasilan tanaman untuk mencapai pertumbuhan
yang sesuai di dalam pembibitan. Yaitu suatu hasil pembibitan yang sesuai
harapan, baik dalam perkecambahan maupun dalam pertumbuhannnya. Pertumbuhan dan vigor bibit sangat ditentukan oleh
kecambah yang ditanam, morfologi kecambah, dan cara penanamannya (Pahan,2006).
Vigor diartikan sebagai kemampuan bibit untuk tumbuh normal pada keadaan
lingkungan yang sub optimal.
Menurut Maemunah (2009) bahwa vigor
benih dicerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing-masing
“kekuatan tumbuh” dan “daya simpan” benih. Kedua nilai fisiologis ini
menempatkan benih pada kemampuannya untuk menjadi suatu tanaman normal dalam
keadaan sub optimum atau keadaan setelah suatu benih disimpan lama. Benih yang
disimpan lama tersebut diharapkan dapat tumbuh dengan baik, sehingga tidak
terjadi kemunduran benih atau bibit.
Biji yang ditempatkan pada kondisi
lingkungan yang memadai akan berkecambah. Perkecambahan diawali dengan penyerapan
air oleh biji. Penyerapan air tersebut berasal dari tanah yang kemudian
dialirkan ke biji. Setelah itu, enzim yang terdapat pada biji akan aktif. Enzim
kemudian mengaktifkan metabolisme sel, salah satunya untuk mengambil oksigen.
Oksigen diperoleh dari hasil fotosintesis dari tanaman tersebut. Oksigen
diperlukan untuk proses oksidasi makanan cadangan yang terdapat dalam
pertumbuhan biji. Dengan demikian, hasil oksidasi dapat digunakan untuk
pertumbuhan biji (Karmana, 2008)
Pada proses pertumbuhan terjadi
pengangkutan zat makanan. Menurut Kamil (dalam Suparwoto dkk, 2006). Semakin
lancar proses pengangkutan cadangan makanan yang telah dicerna di dalam biji
yang sedang berkecambah, maka semakin cepat pula biji itu berkecambah.
Sehingga, kecepatan perkecambahan itu tergantung pada proses pengangkutan
cadangan makanan. Apabila cadangan makanan sedikit maka perkecambahan akan
semakin lambat.
Untuk mempercepat laju perkecambahan
tersebut dapat dilakukan dengan perlakuan skarifikasi. Menurut Mistian (2012) menyatakan
bahwa skarifikasi dilakukan dengan mengupas sebagian epikarp ( lapisan terluar
benih ) dan mesokarp benih (sabut) kemudian menggosok endokarp yaitu lapisan
benih berstektur keras. Perlakuan skarifikasi bagian pangkal benih (dekat
dengan embrio) menyebabkan air dan oksigen mudah masuk kedalam benih sehingga
proses perkecambahan dimulai lebih cepat dibandingkan skarifikasi di bagian
lain. Oleh karena itu, benih cepat berkecambah dan air serta oksigen mudaah
masuk kedalam benih.
BAB 3. METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Hari Kamis pukul 14.00 WIB sampai
selesai,
tanggal 14 Maret 2013 di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian,
Universitas Jember dengan acara struktur pertumbuhan bibit dan uji kedalaman
tanam.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
1.
Bak pengecambah
2.
Pengggaris
3.
Hand sprayer
3.2.2
Bahan
1.
Benih monokotil (padi atau jagung) dan
dikotil (kakao atau kacang tanah)
2.
Substrat tanah dan pasir
3.3
Cara
Kerja
1.
Membuat media tanam berupa campuran
tanah top soil dan pasir perbandingan 1 : 1, kemudian membersihkan dan mengayak
halus
2.
Memasukkan campuran media tanam kedalam
bak pengecambah hingga ½ - 2/3 tinggi
bak ( untuk kedalaman 2,5 – 7,5 ), menyiram sampai kelembaban cukup.
3.
Menanam 20-25 butir benih monokotil
(jagung atau padi) sebanyak 20-25 benih dan dikotil (kedelai atau kacang tanah)
dengan kedalaman 2,5 ; 5,0, dan 7,5 cm dalam tiga ulangan
4.
Menanam dengan campuran tanah lembab
yang sama setinggi kedalaman tanam kemudian menutup benih.
5.
Menanam satu macam jenis benih dengan
kedalaman tertentu (sesuai perlakuan) sebanyak tiga lajur (3 ulangan). Menjaga
kelembaban substrat setiap saat.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Jenis Bahan
|
Kedalaman
(cm)
|
UL
|
Perkecambahan
|
Tinggi
tanaman (cm)
|
Panjang Akar
(cm)
|
||
Normal
|
Abnormal
|
Mati
|
|||||
JAGUNG
|
2,5
|
1
|
90%
|
10%
|
-
|
24
|
4,9
|
2
|
100%
|
-
|
-
|
23,25
|
5,25
|
||
3
|
100%
|
-
|
-
|
20
|
10,85
|
||
5,0
|
1
|
80%
|
10%
|
10%
|
23
|
12
|
|
2
|
70%
|
10%
|
20%
|
22,25
|
16,75
|
||
3
|
90%
|
10%
|
-
|
23,5
|
6,75
|
||
7,5
|
1
|
100%
|
-
|
-
|
27,25
|
7,4
|
|
2
|
100%
|
-
|
-
|
25
|
10,5
|
||
3
|
90%
|
-
|
10%
|
24,35
|
8,6
|
||
KACANG TANAH
|
2,5
|
1
|
60%
|
20%
|
20%
|
9,5
|
7
|
2
|
40%
|
50%
|
10%
|
10,25
|
6,75
|
||
3
|
50%
|
40%
|
10%
|
12,5
|
4,5
|
||
5,0
|
1
|
30%
|
0
|
70%
|
16
|
7,25
|
|
2
|
40%
|
0
|
60%
|
14,25
|
6,75
|
||
3
|
40%
|
10%
|
50%
|
13,75
|
6,75
|
||
7,5
|
1
|
40%
|
10%
|
50%
|
19,15
|
13,15
|
|
2
|
50%
|
0
|
50%
|
22,
|
12,65
|
||
3
|
60%
|
20%
|
20%
|
21,25
|
10,95
|
Perlakuan
|
rata-rata tinggi kecambah jagung
|
||
ulangan 1
|
ulangan 2
|
ulangan 3
|
|
2,5 cm
|
24
|
23,25
|
20
|
5 cm
|
23
|
22,25
|
23,5
|
7,5 cm
|
19,2
|
22,4
|
24,25
|
Perlakuan
|
rata-rata tinggi kecambah kacang tanah
|
||
ulangan 1
|
ulangan 2
|
ulangan 3
|
|
2,5 cm
|
9,5
|
10,25
|
12,5
|
5 cm
|
16
|
14,25
|
13,75
|
7,5 cm
|
19,15
|
22,4
|
21,25
|
Perlakuan
|
rata-rata panjang akar jagung
|
||
ulangan 1
|
ulangan 2
|
ulangan 3
|
|
2,5 cm
|
4,2
|
5,25
|
10,85
|
5 cm
|
12
|
16,75
|
6,75
|
7,5 cm
|
7,4
|
10,5
|
8,6
|
Perlakuan
|
rata-rata
panjang akar kacang tanah
|
||
ulangan 1
|
ulangan 2
|
ulangan 3
|
|
2,5 cm
|
7
|
6,75
|
4,5
|
5 cm
|
7,25
|
6,75
|
6,75
|
7,5 cm
|
13,15
|
12,65
|
10,95
|
Perlakuan
|
rata-rata
presentase vigor bibit jagung (%)
|
||
ulangan 1
|
ulangan 2
|
ulangan 3
|
|
2,5 cm
|
90
|
100
|
100
|
5 cm
|
80
|
70
|
90
|
7,5 cm
|
100
|
100
|
90
|
Perlakuan
|
rata-rata
presentase vigor bibit kacang tanah (%)
|
||
ulangan 1
|
ulangan 2
|
ulangan 3
|
|
2,5 cm
|
60
|
30
|
90
|
5 cm
|
30
|
40
|
40
|
7,5 cm
|
40
|
50
|
60
|
4.2
Pembahasan
Berdasarkan praktikum uji kedalaman tanah pada jagung dan kacang
tanah dengan menggunakan media tanam pasir dan tanah diperoleh data yang
menunjukkan perbedaan vigor pada setip kedalaman media yang berbeda. Vigor
tersebut dapat dihitung dengan rumus kekuatan tumbuh. Dari pengukuran tersebut
diperoleh hasil bahwa kekuatan tumbuh
jagung pada kedalaman 2,5 cm mencapai 100% hasil tertingginya, pada kedalaman 5
cm hasil tertinggi 90%, pada kedalaman 7,5 cm menunjukan hasil tertingginya
100%. Sedangkan pada kacang tanah pada kedalaman 2,5 cmhasil tertingginya 90%,
pada kedalaman 5 cm hasil tertingginya 40%, pada kedalaman 7,5cm hasil
tertingginya 60%.
Dari hasil pengamatan tersebut diperoleh hasil bahwa pada
penanaman benih jagung pada kedalaman 5 cm kurang baik dibandingkan dengan
hasil penanaman pada kedalaman 2,5 cm dengan 7,5 cm. Dari data tersebut 2,5 cm
dan 7,5 cm menun jukkan hasil 100% tingkat keberhasilaannya. Maka, dapat
disimpulkan tanaman dengan kedalaman 5 cm kurang baik,hal ini membuktikan bahwa
kedalaman yang cocok itu dangkal dan kedalaman tanah yang dangkal. Karena
tanaman jagung ini dapat hidup menyesuaikan tempat hidupnya . Sedangkan pada
tanaman kacang tanah pada kedalaman 2,5 cm lebih baik dibandingkan dari hasil
kedalaman 5 cm dan 7,5 cm. Hal ini ditunjukkan dari prosentase tanaman tersebu
yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan pada kedalaman tanah yang lebih dangkal
hasil lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa kedalaman tanah mempengaruhi
pertumbuhan benih tersebut, berkaitan dengan pengaruh vigor benih. Benih jagung
dapat tumbuh di kedalaman yang dangkal dan dalam menyesuaikan kondisi
lingkungan sedangkan kacang tanah paling baik tumbuh di kedalaman yang dangkal.
Hal ini berkebalikan dengan yang dinyatakan (Karmana,2008) bahwa tanaman suatu
kedalaman tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan benih, pengaruh tersebut
berkaitan dengan vigor benih.
Jagung merupakan sampel subkelas monokotil, dimana terlihat
morfologi jagung yang memiliki bentuk hilum yang lonjong dan berlokasi di
bagian pangkal biji dan posisinya menonjol. Selain itu terlihat perbedaan warna
yang membedakan antara embrio, endosperm, dan epicarp benih jagung, ketika
benih jagung dibelah. Pada benih jagung terlihat endosperma, embrio dan posisi
hilum.
Faktor eksternal atau lingkungan
ideal yang sangat berpengaruh terhadap perkenbangan benih antar lain cahaya,
oksigen, suhu dan tekanan partikel tanah atau keadaan media. Setiap factor
lingkungan tersebut memiliki pengaruh dan fungsi tersendiri dalam perkembangan
binih antara lain yaitu
a) Oksigen
Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses
perkecambahan benih Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan berkecambah dalam
udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2. Faktor ini
secara langsung mempengaruhi tingkat produktivitas tumbuhan dan
ekosistem. Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan
meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2,
air dan energi panas. Kekurangan cahaya pada tumbuhan berakibat pada terganggunya
proses metabolisme yang berimplikasi pada tereduksinya laju fotosintesis dan
turunnya sintesis karbohidrat.
b) Suhu
Suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif, induksi bunga,
pertumbuhan dan differensiasi perbungaan (inflorescence), mekar bunga,
munculnya serbuk sari, pembentukan benih dan pemasakan benih . suhu ideal
berlangsungnya perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi
dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C. Suhu juga
mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh
berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh
gibberallin.
c) Media
atau tekanan partikel tanah
Tanah atau media yang dapat meningkatkan produksi
benih adalah madia yang subur. . Medium yang baik untuk perkecambahan
haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap
air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo,
2002). Sehingga media tersebut bukanlah media yang asam maupun basa, memiliki
drainase baik agar terhindar dari rendaman air tetapi cukup menyimpan air agar
tidak kekeringan.
d) Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi
tergantung pada jenis tanaman. Adapun besar pengaruh cahanya terhadap perkecambahan
tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya. Pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan
cahaya mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan,
golongan dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana
benih dapat berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.
Kedalaman tanam merupakan hal penting karena tanah memiliki
kandungan unsur yang dibutuhkan tanaman pada kedalaman tertentu dan setiap
tanaman memiliki keseesuaian tertentu terhadap kedalaman tanam terkait vigor
tanaman. Bibit normal dari benih yang vigor memiliki kekuatan tumbuh pada tanah
padat dengan asumsi benih yang mampu tumbuh normal pada kedalaman tanam paling
dalam, sedangkan kecambah dari benih yang kurang vigor tidak memiliki kemampuan
tersebut. Vigor dihubungkan dengan bobot benih .Dalam hal ini dihubungkan
dengan kekuatan kecambah, kemampuan benih menghasilkan perakaran dan pucuk yang
kuat pada kondisi yang tidak menguntungkan serta bebas dari serangan
mikroorganisme.Bibit tipe epigeal biasanya memerlukan penanaman yang lebih
dangkal daripada bibit tipe hipogeal. Air dan oksigen berada di dalam pori-pori
tanah pada bagian atas tanah hampir jenuh, oleh karena itu penanaman dangkal.
Sedang pada musim kering bibit lebih baik di tanam sedikit lebih dalam. Sewaktu
benih di tanam bila benih menurun maka kecepatan berkecambah menjadi lemah dan
berat kering atau bobot benih saat dikecambahkan menjadi rendah yang nantinya
akan menghasilkan panen yang rendah. Kalau kita tanam biji jagung dengan
kedalaman yang berbeda,mesocotyl dan akar adventif ini dibentuk pada jarak yang
hampir sama (2,5-3,5 cm) dari permukaan tanah.Kalau biji jagung di tanam
terlalu dalam (15-17 cm) dari permukaan tanah, maka coleoptyle ini kemudian
menjadi kering didalam tanah tanpa membentuk akar adventif, akibatnya bibit
tadi akan mati. Selain itu, pada benih jagung lebih efisien ditanam pada
kedalaman sedang karena jagung dapat tumbuh menyesuaikan lingkungan yang
ditumbuhinya.
Dari hasil tersebut diperoleh bahwa jagung efisien ditanam pada
kedalaman 2,5 dan 7,5 . Karena jagung ini mampu adaptasi pada lingkungan yang
sesuai. Sedangkan pada kacang tanah lebih efisien pada kedalaman lebih dangkal,
yaitu 2,5 cm. Jadi kedalam lebih rendah akan efisien pada tanaman kacang tanah.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil dari praktikum struktur pertumbuhan bibit dan uji kedalaman
tanah yang sudah dilakukan, antara lain:
1.
Struktur pada benih jagung adalah
seperti pada subkelas monokotil memiliki bentuk
hilum yang lonjong dan berlokasi di bagian pangkal biji dan posisinya menonjol
2.
Faktor luar merupakan salah satu factor
penting dalam perkembangan bibit karena mempengaruhi pertumbuhan
vigor benih.
3.
Kedalaman tanam pada jagung yang baik
adalah 2,5cm dan 7,5 cm, sedangkan kacang tanah adalah 2,5 cm.
4.
Suatu kedalaman tanam sangat
mempengaruhi pertumbuhan benih, pengaruh tersebut berkaitan dengan vigor benih
5.
Pada biji hypogeal kotiledon tetap di
tanah namun pada epigeal berada dipermukaan tanah dan memiliki perkembangan
benih berbeda.
5.2
Saran
Perlu adanya ketelitian dalam
melakukan praktikum. Selain itu, sebaiknya praktikan lebih dibimbing dalam
praktikum agar tidak terjadi kekeliruan. Oleh karena itu, perlu adanya
komunikasi antara praktikan dan pembimbing praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Karmana,Oman.
2008. Biologi 2A. Bandung: Grafindo Media Pratama
Maemunah,
Adeliana, Enny. 2009. Lama Penyimpanan dan Invigorasi Terhadap Vigor Bibit Kakao. Media Litbang Sulteng,
2(1): 56-61
Mistian,et.al.
2012. Respons Perkecambahan Benih Pinang Terhadap Berbagai Skarifikasi
dan Konstentrasi Asam Giberal (GA3). Online Agroteknologi, 1(1):15-25
Pahan,Iyung.2006.
Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Bogor: Penebar Swadaya
Suparwoto,et.al.
2006. Pengaruh Atonik Terhadap Perkecambahan Biji Duku. Agronomi,
10(2):77-79
Tidak ada komentar:
Posting Komentar