UNIVERSITAS
JEMBER
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM
HOLTIKULTURA
LAPORAN PRAKTIKUM
GOL/KEL : GOL E/KELOMPOK 4
ANGGOTA : 1.DEVY
CRISTIANA (121510501020)
2.AULYA ARTA ERLYNA (121510501021)
3.RISKA YULIANTI (121510501027)
4.SITI MAHMUDA T.
(121510501030)
5.M.YAHYA ANSORI
(121510501050)
6. LUDFI TEGAR RAMADHAN
(121510501135)
ACARA : ANALISIS PETA ZONA AGROEKOLOGI
TANGGAL PRAKTIKUM : 19 OKTOBER 2012
TANGGAL PENYERAHAN :
19 OKTOBER 2012
ASISTEN : 1.
LAILY ILMAN
W.
2. NURHALIMAH
3. ARIS SUSANTO
4. RISKY MAULANA
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Agroekologi adalah ilmu tentang aplikasi
konsep dan prinsip-prinsip ekologi untuk mendesain dan mengelola keberlanjutan
agroekosistem. Konsep agroekologi adalah untuk mewujudkan pertanian yang
berkelanjutan. Dalam konteks pertanian, definisi pertanian berkelanjutan ada
bermacam-macam. Dari kalangan para pakar ilmu tanah atau agronomi, pertanian
berkelanjutan lebih dikenal dengan istilah LEISA (Low External Input
Sustainable Agriculture), yaitu pertanian yang mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya alam dan manusia yang tersedia di tempat (seperti tanah, air,
tumbuhan, tanaman, dan hewan lokal serta tenaga manusia, pengetahuan, dan
ketrampilan) dan yang secara ekonomi layak, mantap secara ekologis, disesuaikan
menurut budaya dan adil secara social
Pertanian yang berkelanjuan dipengaruhi
oleh faktor iklim. Iklim dapat secara alami mengelopokkan tumbuhan dan hewan
apa yang dapat tumbuh pada suatu daerah tertentu. Seperti pada daerah Jember,
tanaman yang dapat tumbuh adalah tembakau, kopi, karet, dll.
Aplikasi agroekologi dapat dikatakan
sebagai metode untuk mendiagnosa sistem pertanian yang sehat, dengan
mendelineasi prinsip-prinsip ekologi yang sesuai untuk mengembangkan sistem
pertanian berkelanjutan. Agroekologi ini bersifat multidimensi karena merupakan
perpaduan ilmu ekologi, ekonomi, dan sosial. Ketiga dimensi keilmuan tersebut
adalah sebagai dasar penilaian
keberlanjutann, yaitu mantap secara ekologis, berlanjut secara ekonomi,
adil, manusiawi, dan luwes.
Karena aspek-aspek agroekologi dapat
dipetakan pada skala yang berbeda-beda, maka prinsip-prinsip ekologi dapat
didelineasi sebagai zona agroekologi, dengan menggunakan teknologi SIG.
Sebagaimana yang telah diterapkan di negara-negara maju.
1.2Tujuan
1.
Menyusun data dan informasi
tentang keadaan biosfik dan sosial ekonomi di suatu wilayah ke dalam suatu
system pengakalan data dan berbagai jenis peta sehingga tersedia informasi yang
terpadu dan memadai keadaan lingkungan di suatu wilayah.
2.
Melakukan analisis tentang
kesesuaian beberapa jenis tanaman/komoditas pertanian penting serta kesesuaian
teknologi di suatu wilayah.
3.
Mengidentifikasi berbagai
komoditas pertanian ungulan spesifik lokasi, serta mengidentifikasi kebutuhan
teknologinya.
4.
Memberikan masukan dalam rangka
perencanaan penelitian, pengkajian, dan pengenbangan komoditas unggulan
spesifik lokasi.
. II TINJAUAN
PUSTAKA
Agroekologi
adalah pengelompokan suatu wilayah
berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman
tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak akan berbeda dengan nyata.
Komponen utama agroekologi adalah iklim, fisiografi atau bentuk wilayah dan
tanah. Karena paling sulit dimodifikasi iklim merupakan perubah yang paling dominan (Soejono,2008)
. Pada daerah
yang sama dalam kurun waktu yang berbeda kondisi iklim akan dapat sangat
breragam (Budi,2007). Di bumi terdapat
sejumlah daerah yang memiliki iklim yang sama, disebut zona iklim. Iklim menentukan jenis tumbuhan apa saja yang
tumbuh di suatu daerah.
(Bianca,2010)
Dalam hal ini para petani itu kelak harus sanggup
menghadapi tantangan unsur-unsur iklim yang telah demikian mempengaruhi tanah
pertaniannya,yaitu dengan perlakuan-perlakuan mereka dalam konservasi tanah. (Ance
1990)
Pada wilayah dengan penggunaan lahan yang sudah mantap
pilihan komoditas diarahkan pada tanaman yang secara teknis mudah dibudidayakan,
secara ekonomis menguntungkan, dan secara sosial dapat diterima masyarakat
serta didukung oleh penyediaan sarana produksi yang memadai dan teknologi yang
tepat. Pada wilayah dengan penggunaan lahan belum mantap perlu didisain arahan peruntukan berdasarkan
zonasi agroekologi sebagai berikut : (1) pada wilayah datar/landai, untuk
tanaman semusim yang sesuai dan menguntungkan, (2) pada wilayah berbukit, untuk
wanatani, (3) pada wilayah bergunung, bila lereng <40 % untuk wanatani dan tanaman
perkebunan, sedangkan bila lereng >40% dengan ketinggian > 700 m di atas permukaan
laut, diarahkan untuk tanaman yang bernilai konservasi ( I Made, 2012)
Ketersediaan
data dan informasi zona agroekologi akan sangat membantu optimasi
penggunaan lahan dan produksi tanaman yang berkelanjutan (Hendrik, 2010)
III.BAHAN DAN METODE
3.1 TEMPAT DAN
WAKTU
Hari jumat pukul 15.20 WIB-selesai,
tanggal 19 Oktober 2012 di ruang 2, Fakultas Pertanan Universitas Jember dalam
acara Peta Klasifikasi Zona Agroekologi.
3.2 BAHAN DAN
ALAT
3.2.1 Bahan
Data
curah hujan
3.2.2 Alat
1.
Alat tulis
2.
kalkulator ilmiah
3.2.3 Cara kerja
1. Memperoleh
data jenis tanah, peta iklim dan peta topografi dengan skala 1:180.000 beserta
data dasarnya pada Laboratorium Agroklimat sebagai rujukan.
2. Dari
peta-peta tersebut wilayah dapat dipilah-pilah dan dideliniasi berdasarkan:
a. Ketinggian
yang mewakili rezim suhu yang gterbagi atas rezim / isohyerthemic (ketinggian
0-700 m dpl).
b. Iklim
yang mewakili rezim kebasahan yang terbagi atas Perudic (iklim tipe A dan B1
menurut klasifikasi Oldeman), Udic (iklim tipe B2,C2,dan D2), serta Ustic (tipe
iklim ta peternakan)C3, D3, dan E).
c. Jenis
tanah yang dapat diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi FAO, misalnya jenis
tanah andisol, alfisol, entisol dan oxisol.
Dengan menumpang
tepatkan (overlay) peta wilayah berdasarkan jenis tanah dengan peta rejim
kebasahan dan peta rezim suhu maka diperoleh peta agroekologi 1: 180. 000 akan
diperoleh Peta Zona Agroekologi.
3.
Dengan peta ini dapat
ditentukan jenis tanaman (meliputi tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan kehutanan serta peternakan) yang paling cocok tumbuh atau hidup
di zona tersebut.
4. Melalui
pencocokan peta administrasi dengan skala 1 : 180.000 untuk mendeliminasi
batas-batas pemerintahan daerah (jurisdiction
boundary) dengan tujuan memadukan informasi biofisik dengan informasi
mengenal social, ekonomi, budaya dan sebagainya.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1
Hasil
Tabel 1. Peta
Potensi Tanaman Berdasarkan Jenis Tanah
1.
|
Alfisol
|
Pangan :
padi,jagung,kedelai,kacang tanah
Sayuran :
sawi,kubis,wortel,kentang
Buah :
apel,stroberi
Perkebunan :
teh,coklat,kopi, cengkeh, tebu
|
2.
|
Andisol
|
Pangan :
padi,umbi, kentang
Sayuran : wortel
Buah : jeruk
Perkebunan : kopi
|
Tabel 2. Peta Potensi Tanaman Berdasarkan Topografi
1.
|
Isothermic
|
Pangan :
padi,jagung,ubi jalar
Sayuran : buncis,
terong
Buah : srikaya,
pisang,nangka,pepaya
Perkebunan :
vanili,lada,kelapa
|
2.
|
Isohyperthermic
|
Pangan : padi,
ubikayu
Sayuran : cabe
,kacang-kacangan,sawi,tomat
Buah : rambutan,
salak, sawo
Perkebunan :
coklat,vanili, jarak
|
Tabel 3. Peta Potensi Tanaman Berdasarkan Tipe Iklim
1.
|
Ustic
|
Pangan : kedelai
Sayuran : kacang
panjang
Buah : kelapa
Perkebunan :
tembakau
|
Tabel 4. Peta Potensi Tanaman Berdasarkan Zona
Agroekologi
NO
|
ZONA
|
TANAMAN POTENSI
|
1
|
Entisol 2.2
|
Pangan : Kedelai
Sayuran : Kacang
panjang
|
2
|
Entisol 2.1
|
Perkebunan :
Kelapa
|
3
|
Alfisol 2.1
|
Pangan : Padi
Sayuran : Buncis
|
4
|
Alfisol 2.1
|
Pangan :
Padi,jagung, kedelai
Sayuran : Buncis
|
1.2.Pembahasan
Komponen
agroekologi yang utama itu ada 3 ,yaitu :
1.
Jenis-jenis tanah :
1)
Alfisol adalah lapisan tanah yang
mempunyai permukaan abu-abu sampaicoklat, kandungan basa sedang sampai bebas,
dan mengandung horizon ulivialyang menimbun lempeng silikat,dengan tanaman yang
cocok tumbuh antaralain mulai dari tanaman pangan,sayuran, buah dan perkebunan
: padi, jagung,kedeai, wortel, kentang, apel, teh, kopi, coklat.
2)
Andisol adalah tanah ini disebut
juga tubuh tanah pegunungan tinggi atautropical brown forest ynag mempunyai
ketebalan solum tanah, yang akan tebalyaitu sampai 100 - 225 cm berwarna hitam
kelabu sampai coklat tua, denganhorizon tanah jelas nampak. Dari warna ini
teksturnya adalah debu. Lempungyang berdebu sampai lempung sedangkan
strukturnya lemah dan lapisanbawah masih
gumpal dan konsistensinya gembur.
3)
Oxisol adalah terdapatnya horizon
permukaan tanah oxic yang dalam, horizonyang umumnya tinggi. Kandungan butir -
butir lempeng, dikuasai olehhidrotoxida dari besi dan alumunium.
Berpengaruh
terhadap tanaman yang sesuai ditanam berdasarkan
jenis tanah yang berbeda-beda.
2.
Macam topografi :
1)
Isohypertermic : adalah perataan
suhu tahunan lebih dari 22 ° C padaketinggian 0 – 600 m
2)
Isotermic : adalah perataan suhu
tahunan 15 – 22 ° C pada ketinggian 600 – 1600 m3.
3)
Isomesic : adalah perataan suhu
tahunan 8 – 10 ° C pada ketingian 1800 – 3000 m.
Topografi merupakan penentu
dalam menentukan tanaman yang sesuai atau cocok ditanam sesuai suhu dan ketinggian
tertentu.
3.
Macam iklim :
1)
Udic : adalah penampang acuan
atau penampang kontrol tanah yang keringselama tidak lebih dari 90 hari,
komulatif dalam setahun.3.
2)
Ustic : adalah penampang acuan
tanahnya kering selama lebih dari jumlah 90hari dalam setahun, tetapi kuarang
dari 90 hari, komulatif dalam setahun
Dalam bidang pertanian, iklim
sangat berpengaruh baik dalam terhadap produktivitas
tanaman, pengaruh terhadap organisme pengganggu tanaman, dan kondisi tanah. Selain itu, iklim mempunyai manfaat bagi bidang
pertanian, antara lain : menentukan waktu tanam dan jenis tanaman yang sesuai.
Berdasarkan peta zona agroekologi di
kecamatan Tegalampel Bondowoso, dapat diketahui beberapa komponen agroekologi
di dalamnya. Dapat disimpulkan bahwa, di daerah tersebut mempunyai
karakteristik tanah andisol dan alfisol. Sedangkan topografi di daerah tersebut
adalah ishotermic dan isohyperthermic yang mempunyai tipe iklim sama yaitu
ustic.
Dari analisis tersebut,kami
merekomendasikan tanaman potensi yang cocok yaitu padi,jagung,kedelai untuk
tanaman pangan, dan untuk tanaman perkebunan adalah kelapa, serta buncis dan
kacang panjang untuk tanaman sayuran. Tanaman tersebut telah sesuai dengan tipe
iklim,jenis tanah, dan topografi sehinnga memungkinkan petani Kecamatan
Tegalampel dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Peta zona agroekologi memiliki banyak fungsi antara
lain, untuk mengetahui pola persebaran tanaman di suatu daerah. Sehingga,
apabila suatu saat kita membutuhkan tanaman untuk dikonsumsi kita dapat mudah
menemukannyadengan petunjuk peta ini. Peta ini juga berfungsi untuk memberikan
gambar persebaran keadaan jenis tanah, iklim, suhu, kelembapan di
suatu daerah. Makadari itu, kita dapat merekomendasikan tanaman cocok ditanam
didaerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, I Made.2012. Teknologi
Zone Agroekologi Dalam Pembangunan
Pertanian
Berwawasan Lingkungan.
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/teknologi%20zone.pdf ( 3 Maret 2012)
Borowski,Bianca.2010.Iklim Dan Perubahan Iklim. Bandung:
Mizan Pustaka.
Bustaman , Sjahrul.2012. Potensi Lahan Beserta Alternatif Komoditas Pertanian terpilih Berdasarkan Peta Zona Agroekologi pada setiap Kecamatan di Kabupaten Maluk. http://lenamaluku.wordpress.com/2012/01/02/potensi-lahan-beserta-alternatif-komoditas-pertanian-terpilih-berdasarkan-peta-zona-agroekologi-pada-setiap-kecamatan-di-kabupaten-maluku-tenggara/ (2 Januari 2012 )
Kartasaputra, Ance.
1990. Klimatologi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Kubelaborbir, Hendrik.2010. Jurnal Agroekologi Kabupaten
Keerom Provinsi Papua Berdasarkan
Pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG).Jurnal
Agrikultura. 21(1)
Soedjono.2008.Agroekologi. Bandung: Gramedia Pustaka.
Suharjo,Budi.2007.Eliminasi Pengaruh Iklim Pada Komoditi
Pertanian Dalam Penelitian Jangka Panjang.Jurnal Forum Statistika dan
Komputasi.2(1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar