Sabtu, 06 Juli 2013

PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA PENYAMBUNGAN ( GRAFTING )

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH TUMBUHAN DASAR
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA                                      : DEVY CRISTIANA
NIM                                           : 121510501020
GOL/KELOMPOK                 : KAMIS/III
ANGGOTA                              : 1. WAHYU MAULANA          (121510501017)
                                                     2. DYAH AYU                           (121510501007)
                                                     3. WAHYU PUSPASARI         (121510501006)
                                                     4. M. ZHAKARIA                    (121510501026) 
                                                     5. GERSON ERELAK             (121510501132)           
                                                     6. DESY ULTA Y                     (121510501032)
                                                     7. NUR ZULAIHA                    (121510501033)
JUDUL ACARA                     : PEMBIAKAN  VEGETATIF  DENGAN  CARA  PENYAMBUNGAN  ( GRAFTING )
TANGGAL PRAKTIKUM   : 07 MARET 2013
TANGGAL PENYERAHAN         : 11 APRIL 2013
ASISTEN                                  : 1. AKHMAD TAUFIQUL HAFIZH
                                                     2. LARAS SEKAR ARUM
                                                     3. MANUEL EDISON ANO
                                                     4. RAAF  LUQMAN  SYAH
                                                     5. DIYAH AYU SETYORINI
                                                     6. NOVITA FRIDA SAFATA
                                                     7. OKTAVIA RIZKI SETIYA R
                                                     8. MOCH. GUFRON ARIF R
                                                     9. ALMANSYAH NUR SINATRYA


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar  Belakang
Manusia dalam kehidupannya sangat membutuhkan adanya suatu tanaman. Tanaman merupakan sumber terbesar baik secara langsung maupun tidak langsung,  semisal sebagai tanaman pangan, tanaman hias, maupun sebagai tanaman produksi dan lain sebagainya. Dengan pentingnya tanaman bagi kehidupan, maka manusia membuat inovasi baru untuk mengembangkan tanaman secara singkat dengan hasil yang optimum.
Pengembangan tanaman dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Pengembangan  tersebut dapat dilakukan dengan pembiakan tanaman. Pembiakan tanaman tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.    Secara generatif/reproduktif (secara kawin) dengan menggunakan benih (biji yang memenuhi persyaratan sebagai bahan tanaman. Pembiakan generative yaitu pembentukan biji melalui proses penyerbukan (jatuhnya tepung sari pada kepala putik) kemudian dilanjutkan dengan pembuahan (peleburan antara gamet jantan dari tepung sari dan gamet betina dari putik).
2.    Secara vegetatif (secara tak kawin) dengan menggunakan organ vegetatif.
Pembiakan vegetatif yaitu menggunakan organ vegetatif: Secara alami dengan penggunaan biji apomiktik (terbentuk tanpa pembuahan dan merupakan bentuk vegetatif) dan penggunaan organ-organ khusus tanaman (hasil modifikasi batang atau akar, misalnya: bulb, tuber, rhizome, dll)
       Dari perkembangbiakan tersebut, yang efisien untuk digunakan adalah perkembang biakan vegetatif. Hal ini karena perkembangbiakan vegetatif lebih mudah , hanya berasal dari organ tanaman yang dijadikan sebagai induknya. Selain itu, perkembangbiakan ini lebih cepat berproduksi, dan hasil produksinya sama dengan induk yang dibiakkan. Berbeda dengan generatif yang menggunakan biji, perlu waktu yang lama untuk berproduksi.
       Pada dasarnya, hasil yang diperoleh sebenarnya lebih baik generatif daripada vegetatif. Tetapi jika dilihat dari keefisienannya, perkembangbiakan vegetatif lebih baik dibandingkan generatif. Misalnya saja, dalam produksi suatu tanaman sayur atau buah, pada saat penanaman pada waktu yang sama , tetapi hasil yang lebih cepat ada pada perkembangbiakan vegetatif.
       Perkembangbiakan vegetatif dapat dilakukan tidak hanya dengan cangkok atau stek. Tetapi juga dengan cara penyambungan.Teknik penyambungan  ini dilakukan dengan menyambungkan dua bagian tanaman yang berbeda untuk menghasilkan suatu tanaman yang baru dengan regenerasinya tanaman yang dismbungkan tersebut. Untuk mengetahui tentang teknik penyambungan tanaman,maka dilakukan praktikum perkembangbiakan dengan cara penyambungan (grafting) ini.

1.2  Tujuan
1.   Untuk mengetahui dan mempelajari cara-cara penyambungan.
2.   Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pengurangan daun terhadap       keberhasilan penyambungan tanaman.

















BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
       Menyambung merupakan usaha perbanyakan tanaman dengan cara menyambung batang bagian atas dengan batang bagian bawah (Furqonita,2007). Bagian batang atas dan batang bawah ini digunakan untuk menyatukan dua sifat yang berbeda menjadi satu. Menurut Holbrook dkk (dalam Mathius dkk, 2006) menyatakan bahwa hubungan antara batang bawah dan batang atas mempengaruhi keragaman dalam pola distribusi hara. Kemampuan hara untuk bergerak melintasi bagian penyatuan sambungan, dan regulasi transport hormon.
       Teknik penyambungan batang atas dan batang bawah ini dilakukan dengan menggabungkan batang tumbuhan yang memiliki sifat unggul dengan batang tanaman yang lain. Batang tanaman lain disebut scion dan batang induk disebut stock. Kemudian setelah kedua batang disatukan, harus diikat dengan tali (Abdurahman,2008). Tetapi, tidak lupa juga untuk pemotongan tidak boleh dilakukan sembarangan harus sesuai dengan polanya. Polanya yaitu membentuk huruf  V. Agar antara batang atas dan batang bawah saling berkaitan.
       Kemungkinan keberhasilan dalam teknik ini lumayan besar. Karena jika dilihat pada pembuakan ini mendapatkan individu baru. Ini merupakan suatu inovasi.  Karena terdapat hubungan timbal balik antara batang bawah dengan batang atas.
       Sebenarnya sebelum dilakukannya penyambungan , sejumlah tindak budidaya seperti pemangkasan, pemupukan dan pengendalian gulama. Hal ini dilakukan guna memberikan kondisi lingkungan yang baik dan meningkatkan kesehatan tanaman. Kriteria keberhasilan penyambungan adalah bila entres tetap hijau dan segar selama empat minggu setelah penyambungan. Selain itu, umumnya telah membentuk tunas baru (Basri,2009)
       Hal-hal yang perlu diperhatikan mulai dari pemangkasan, sebaiknya daun yang ada pada batang bawah dihilangkan semua agar tidak mengganggu pertumbuhan. Begitu pula pada batang atas sebaiknya dihilangkan.  Sedangkan untuk pemupukan, sebaiknya perlu keteraturan agar tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik. Hal yang ke tiga yaitu pengendalian gulma, maka seharusnya tiap ada tanda-tanda akan muncul bibit gulma sebaiknya dicabuti agar tidak ada persaingan dengan tanman yang baru.
       Selain hal tersebut, perlu juga diperhatikan penempatan setelah ditanam. Menurut Pranowo dan Saefudin (dalam Saefudin,2009) bahwa bibit hasil penyambungan harus ditempatkan dibawah saung paranet atau rumah kaca. Hal ini memberikan presentase keberhasilan paling tinggi, masing-masing 78% dan 81% dibandingkan pada tempat terbuka yang hanya 52%. Oleh karena  itu, pada perkembangbiakan vegetatif sambung ini perlu diperhatikan hal-hal tersebut. Agar dicapai hasil produksi yang optimum.











BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
            Hari Kamis pukul 14.00 WIB sampai selesai, tanggal  07 Maret 2013 di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Jember dengan acara pembiakan vegetatif dengan cara penyambungan (grafting).

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1.             Plastik pengikat
2.             Pisau tajam
3.             Timba

3.2.2   Bahan
1.             Kamboja Jepang (Adenium)

3.3         Cara Kerja
1.              Menyiapkan bahan tanam sebagai batang bawah dan batang atas serta alat yang perlu.
2.              Memilih batang atas sebesar batang bawah dan membuat perlakuan sebagai berikut:
a.    Batang atas daunnya.dibuang
b.    Tidak membuang batang atas daunnya, dengan menyisakan 2 daun lebih.
3.             Mipotong Batang bawah 3-5 cm atas leher bonggol, kemudian membuat sayatan celah berbentuk huruf V ke arah bawah sepanjang 1-1,5 cm.
4.             Memotong dan membuat sayatan batang atas bebertuk baji (lancip) sepanjang 1-1,5 cm .
5.             Menyisipkan batang atas (entres) ke dalam celah batang bawah.
2.             Membalut sambungan dengan tali rafia atau plastik mulai dari bawah ke atas.
3.             Mengerudungi bidang sambungan dengan kantong plastik transparan, dan letakkan di tempat teduh sekitar 3 minggu.
4.             Sambungan yang tumbuh akan muncul daun atau tunas baru




























BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Perlakuan
Ulangan
Keberhasilan
Perubahan
Batang Bawah
Batang Atas
Tanpa Daun
1 (1)
ü
Normal
Normal
2 (1)
-
Normal
Kering
3 (2)
-
Kering
Kering
4 (2)
-
Kering
Kering
Daun Dikupir
1 (3)
-
Normal
Kering
2 (3)
-
Normal
Kering
3 (4)
-
Normal
Kering
4 (4)
-
Normal
Kering
Daun Sisa 2
1 (5)
-
Normal
Kering
2 (5)
-
Normal
Kering
3 (6)
-
Normal
Kering
4 (6)
-
Normal
Kering

4.2 Pembahasan
            Grafting atau menyambung adalah proses pembentukan individu baru dengan menyambung bagian atas dan bagian bawah suatu tanaman. Pada proses penyambungan tersebut ada hal-hal yang mempengaruhi dalam ketidakberhasilan penyambungan, antara lain :
1.    Terlalu lama proses penyambungan, sehingga kambium telah mengering.
2.    Kelembapan yang berlebihan atau terkena air langsung saat proses penyambungan.
3.    Alat pemotong atau pisau cater tidak bersih (steril) atau alat pemotong atau pisau cater tumpul (tidak tajam) sehingga menyebabkan guratan serabut yang menyebabkan kambium sulit bersatu (menempel)
4.    Pengikatan sambungan terlalu kencang, sehingga menyebabkan metabolisme tanaman tercekik.
5.    Sambungan terkena guncangan, patah ; sehingga menyebabkan perekatan kambium terputus.
6.    Faktor alam, dan lain sebagainya. 
            Pada pengamatan tersebut dilakukan tiga perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan pertama yaitu tanpa daun mendapatkan hasil batang atas dan batang bawah normal,sehingga ini dinamakan keberhasilan dalam sambung. Sedangkan pada perlakun yang kedua yaitu daun dikupir tidak ada yang berhasil satupun. Hal ini terjadi pula pada perlakuan yang daunnya disisakan 2. Hal ini ditandai dengan keringnya salah satu batang baik atas maupun batang bawah. Selain itu, terjadi kering pada kedua-duanya sehingga tidak berhasil
Pada perlakuan tersebut dilakukan perlakuan pengurangan daun. Tanaman yang di buang daunya tumbuh daun baru lebih baik dan subur hal ini di sebabkan oleh hematnya dalam pemanfaatan energi karena energi yang didapat langsung digunakan untuk pertumbuhan dan proses penyambungan dengan secara kimiawi dan biologis yaitu pembentukan protein dan karbohidrat untuk menutup luka yang ada di antara sambungan bawah dan atas, sementara tanaman yang ada daunnya tumbuh sedikit tidak sehat atau tidak kuat karena terjadi pemborosan energi yang didapat dan terjadi penguapan karena ada daun, sehingga hal ini menyebabkan tanaman tumbuh lambat atau masih tidak sehat.
            Dari hasil praktikum tersebut dapat diketahui bahwa perlakuan yang terbaik adalah dari teknik penyambungan yang tanpa daun sama sekali hal ini karena pada perlakuan tersebut terjadi keberhasilan penyambungan. Yang mana perubahan antara batang bawah dan batang atas normal. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Warni (2010) bahwa satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyambungan adalah bagian daun tanaman, karena pada daun tanaman terjadi banyak proses penguapan akibat cahaya matahari dan akibat proses fotosintesis, oleh karena itu untuk mencegah terjadinya pemborosan energi dan air maka daun tanaman atas perlu dipangkas dan menyisahkan sedikit saja, jadi tujuan dari pemangkasan daun ini adalah untuk menghemat energi dan air pada tanaman hasil penyambungan.




BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1    Kesimpulan
1.        Hal-hal yang mempengaruhi kegagalan dalam menyambung adalah terletak pada waktu, kelembaban, sterilisasi alat yang digunakan dan lain sebagainya.
2.         Dari hasil pengamatan tersebut didapatkan hasil bahwa penyambungan yang berhasil terdapat pada perlakuan yang tanpa daun karena antara batabg atas dan bawah normal semua.
3.        Perlakuan pengurangan daun berpengaruh terhadap pertumbuhan individu baru
4.        Perlakuan yang terbaik adalah penyambungan dengan tanpa daun karena untuk menghemat energi dan air pada tanaman.

5.2    Saran
Sebaiknya praktikan lebih hati-hati dalam melakukan penyambungan ini karena menggunakan alat tajam. Selain itu, perlu adanya ketelitian dalam melakukan penyambungan ini agar tidak terjadi kesalahan.

           



           







DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Deden. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan.              Bandung: Grafindo Media Pratama 

Basri, Zainuddin. 2009. Kajian Metode Perbanyakan Klonal pada Tanaman            Kakao. Media Litbang Sulteng, 2(1): 7-14

Furqonita, Deswaty. 2007. Seri IPA Biologi VIII. Surabaya : Yudhistira.

Mathius,et.al. 2006. Teknik Sambung In Vitro Kina Chincona Succirubira dengan              C. ledgeriana . Menara Perkebunan, 74(2): 63-75

Saefudin. 2009. Kesiapan Teknologi Sambung Pucuk dalam Penyediaan Bahan     Tanman jambu Mete. Litbang Pertanian,28(4): 149-155


Warni. 2010. Tehnik Grafting atau Sambung.            http://unggulcomputindo.wordpress.com/my-adenium/tehnik-grafting-                    atau-sambung/. Diakses 08 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar